Kepemimpinan Dalam 3 Langkah Sederhana

Kepemimpinan Dalam 3 Langkah Sederhana

Kepemimpinan menjadi buah bibir banyak kalangan baik dalam style, sosok, maupun metode. Hal ini tak dapat dipungkiri karena kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap segala sesuatu yang dipimpinnya. Banyak organisasi ataupun apapun yang menjadi sukses dikarenakan gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang memimpinnya bisa diterima dan dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Majalah Pengusaha Muslim edisi perdana mencoba memberikan masukan dalam langkah sederhana kepemimpinan. Artikel yang cukup menarik untuk kita ambil manfaatnya
***

Kepemimpinan adalah bentuk dukungan, membangun moral dan produktivitas bagi karyawan. Dengan hasil
akhir berupa kesuksesan organisasi. Acapkali kita disugguhi ratusan buku dan ribuan artikel tentang leadership ataukepemimpinan. Tapi, seberapa banyak hal yang benar-benar baru?

Setelah banyak membaca, saya menyimpulkan ada sejumlah kecil yang menjelaskan esensi dari kepemimpinan. Kenyataannya, dari sekian pemikiran tentang kepemimpinan — trik maupun taktik, cukup terangkum dalam tiga ide sederhana namun ini inti dari kepemimpinan. Yakni, hilangkan ambigu, bersikap adil
dan tetap positif.

Hilangkan Ambigu

Orang memiliki kecenderungan tidak suka terhadap hal-hal yang kurang jelas, mengambang dengan kompleksitas yang tidak penting. Maka, rumuskan tujuan dengan jelas, spesifik serta mudah dipahami. Berpikir melalui berbagai bentuk komunikasi yang Anda miliki dengan tim. Masing-masing merupakan peluang untuk memberikan sinyal yang ambigu dan kesalahpahaman. Ketika seseorang menerima kenaikan gaji 2,3%, bukan 5% seperti yang mereka harapkan, apakah mereka benar-benar memahami alasannya? Bagaimana dengan ketika mereka tidak menerima promosi atau mendapatkan spot pada proyek baru yang sangat mereka dambakan? Sebagai hasil mereka yang tidak memahami sepenuhnya semua ini, mereka akan melakukan sesuatu yang Anda tidak ingin mereka lakukan. Mereka akan membuat asumsi. Sementara, asumsi-asumsi tersebut jarang sekali benar. Biasanya bersifat negatif dan selfserving. Semua ini akan membuat waktu bekerja tidak efektif. Sebab, Anda gagal mengambil langkah ekstra yang dibutuhkan untuk
menghilangkan ambigu.

Dengan fokus pada dua hal, Anda bisa mengurangi banyak ambigu.
Pertama adalah komunikasi antar personal yang jelas. Ini mengacu pada komunikasi yang sangat spesifik (misal, penggunaan fakta-fakta, tanggal, contoh), sifat diri (jujur, atau orang lain bisa merasakan kebenaran), memastikan (tidak pernah berasumsi mereka memahami apa yang Anda katakan, verifikasi) dan cekatan (misal, memberitahukan sesegara mungkin).
Kedua adalah penetapan sasaran yang efektif. Meliputi sasaran kinerja untuk individu dan tim, serta matrix yang akan digunakan untuk mengevaluasi kemajuan, menjaga orang-orang yang akuntabel dan menghargai kinerja. Dengan komunikasi dan sasaran kinerja yang jelas, Anda akan mengurangi ambigu karyawan yang tidak penting.

Bersikap Adil Ini tidak berarti memperlakukan orang dengan sama. Anda hanya ingin memperlakukan orang dengan sama dalam bentuk menciptakan lingkungan, di mana harapan-harapan jelas dan peluang terbuka
bagi setiap orang. Di balik itu, tujuan Anda harus menggunakan reward dan pengakuan tergantung kinerja. Bersikap adil juga berarti transaparan. Hindari bermain politik. Atau bermain sesuai kesukaan Anda dan yakinlah orang akan jelas seperti bagaimana Anda membuat keputusan. Karyawan Anda seharusnya tidak pernah dikejutkan dengan apa yang Anda lakukan di tempat kerja.

Satu kunci penting adalah tidak hanya bersikap adil, tapi juga dianggap adil, dengan mengijinkan orang lain memberikan suaranya dalam membentuk keputusan yang mempengaruhi mereka. Terkadang hal ini tidak mungkin dan Anda harus mengambil keputusan dengan sangat cepat atau Anda harus membuat keputusan yang tidak selayaknya dibicarakan dengan bawahan. Dalam hal ini, Anda harus transparan. Berikan penjelasan atau mereka akan menarik kesimpulan sendiri (dan tidak akurat ). Idealnya, mempersilakan mereka berpartisipasi. Memberikan mereka atas kepemilikan yang riil. Saat ada waktu, carilah masukan dan lakukan dengan serius. Mengapa? Ketika orang benar-benar memberikan suaranya dalam proses mereka
bersedia menerima hasil yang tidak diinginkan sekali pun, daripada mereka tidak percaya bahwa mereka memiliki suara. Ini adalah insentif masa yang powerful untuk mendapatkan partisipasi.

Tetap Positif
Emosi positif (seperti halnya emosi negatif) mudah menular. Pemimpin memiliki peluang untuk memandang setiap isu dalam kerangka positif atau negatif. Sebagai peluang atau ancaman. Riset menunjukkan bagaimana
sebuah isu yang dipandang secara dramatis mempengaruhi reaksi orang. Implikasi kepemimpinan?

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Anda menghindari konflik atau memberikan feedback kritikal
yang diperlukan. Hanya dengan memastikan Anda berpikir positif ketika melakukanya dan Anda menyeimbangkan feedback kritikan dan pengembangan dengan pujian positif. Ini tidak membuat orang menikmati feedback yang sulit, tapi ini memberikan mereka posisi mental yang lebih baik untuk benar-benar
menerima dan mempertimbangkan apa yang harus Anda katakan.

Selanjutnya, sadari menjadi seorang leader atau pemimpin adalah menjadi cheerleader. Pemimpin harus menemukan contoh spesifik dari kinerja individu atau kelompok dan memberikan appluse. Pemimpin menetapkan celah untuk emosi positif. Jadi, lakukan peran ini dengan serius. Menjadi cheerleader untuk memberikan semangat saat tim benar-benar melakukan hal yang hebat? Tidak. Mereka juga mengibur orang yang ‘tembakannya’ meleset. Begitu juga seharusnya leader. Jika tujuan Anda adalah untuk membantu
mereka belajar dan berupaya keras, Anda harus memujinya dengan positif dan membantu meletakkan yang negatif dalam perspektif. Disaat lain Anda ingin menyalahkan, berteriaklah atau jika tidak akan meledak dan
menunjukan telunjuk Anda pada pekerjaan. Ingatlah, pemimpin memiliki pilihan. Pemimpin besar memilih untuk menemukan yang positif disetiap situasi.

No comments:

Post a Comment