Bisnis Informasi - Nikmatnya Bisnis Win-win Solution


Informasi mahal harganya bung..... Begitu kata-kata yang sering kita dengar. Ada benarnya memang sebuah informasi menjadi sangat berharga. Di era yang serba terbuka dan mudah mencari informasi saat ini ternyata masih saja informasi bisa dijadikan komoditi yang menjajikan. Bisa menghasilkan rupiah yang tak sedikit bahkan beberapa menjadi sukses karenanya. Lebih jelasnya silahkan nikmati artikel berikut ini.


***

Banyak orang mempersoalkan modal sebagai kendala utama dalam memulai berbisnis. Memang, tidak salah seandainya mengkonotasikan modal selalu dalam bentuk uang. Padahal mindset tersebut tak selamanya benar. Tanpa uang pun sebenarnya kita mampu melakukan aktivitas bisnis atau usaha.

Dengan cara mengoptimalkan anugrah yang telah Allah berikan kepada kita. Bila kita tahu, kesempurnaan akal dan fisik ini sebetulnya telah menjadi modal yang luar biasa. Hanya saja, kadang tak serta merta kita akan bisa mengetahui akan potensi modal yang kita miliki. Lisan kita misalnya. Bila kita optimalkan dengan baik, tentu bukan mustahil akan mendatangkan keuntungan. Lebih tepatnya, cukup mengandalkan ketrampilan berkomunikasi. Disinergikan dengan ilmu tentang usaha yang ditekuni atau produknya plus dilambari dengan sikap terbuka. Terbuka artinya mampu bergaul dengan semua kalangan tanpa harus meninggalkan etika. Keterbukaan inilah yang akan menciptakan relasi. Dan bermula dari relasi inilah jaringan bisnis akan terbentuk. Bila terus dikembangkan, maka bukan tidak mungkin bisnis Anda akan tumbuh menjadi besar.

Jangan lupa kreativitas. Kreativitas memiliki peran yang cukup krusial. Termasuk untuk menjaga bisnis agar tetap eksis. Banyak pelaku bisnis yang memiliki kapasitas atau kemampuan sama. Namun, hasil akhir dari sebuah kompetisi bisnis banyak dimenangkan oleh mereka yang kreatif, inovatif dan jeli memanfaatkan peluang. Nah, bermula dari ketrampilan komunikasi itulah, sebenarnya rejeki Allah bisa diraih. Tinggal bagaimana kemauan Anda. Lantas usaha atau bisnis apa yang dimaksud?

Bisnis informasi. Ya, bisnis ini artinya bisnis yang berfokus pada penyediaan informasi bagi orang lain yang membutuhkan barang atau jasa. Tak sekadar penyedia informasi. Dalam hal ini, pelaku bisnis kadang harus
mampu mempertemukan antara penyedia barang dengan calon pembeli. Tapi tak jarang pula si pelaku bisnis ‘berdiri’ di atas dua kepentingan. Kepentingan pemilik barang agar segera laku dan calon pembeli agar yakin bahwa barang atau jasa yang akan dibelinya sudah tepat. Tapi ada juga yang sebatas mempertemukan
keduanya dalam bertransaksi. Sementara si pelaku bisnis tak ikut campur. Baik mulai transaksi hingga terjadi deal.

Bisnis ini hampir bisa dikatakan tanpa modal. Hanya saja, butuh kreativitas dan inovatif. Bila tidak, maka bersiap-siaplah Anda untuk tenggelam dalam kompetisi.

Dalam tataran praktis, bisnisini harus mampu memberikan informasi detil kepada calon pembeli. Mulai spesifikasi barang atau jasa berikut kondisinya, pemiliki barang hingga harga yang ditawarkan. Pun halnya bagi pemilik barang, harus tahu pula siapa calon pembelinya. Maka, syaratnya harus ada keterbukaan dan kejujuran. Dua hal ini sangat penting sepanjang transaksi. Agar tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Berawal dari kejujuran dan keterbukaan inilah, benih kepercayaan akan Anda dapatkan. Sekali saja Anda
mencederai dengan kebohongan, maka jangan harap orang akan menggunakan jasa Anda lagi. Citra
Anda pun akan rusak. Dan tentu Anda akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama bila ingin mengembalikan kepercayaan orang lain.

Salah satu bisnis yang masuk dalam kategori ini ialah bisnis perantara. Atau orang lebih familier dengan menyebut makelar. Untuk ragam produk yang diperjualbelikan pun bervariasi. Mulai property, mobil, barang elektronik, konveksi, serta yang lain. Berikut, kita akan menyimak satu penuturan dari salah seorang pelaku bisnis ini. Dia adalah Ariyanto. Pria Solo ini mengaku sangat bersyukur dengan karunia Allah yang telah dikaruniakan kepadanya. Dengan bekal ketrampilan komunikasi yang dimiliki, plus pergaulan yang luas, dia bisa menambah penghasilannya tiap bulan.

Ari —demikian biasa pria ini dipanggil, memulai bisnis sampingan ini sejak tahun 1987. Kepada Majalah Pengusaha Muslim, Ari mengaku tertarik menjadi makelar lantaran ada seorang teman yang berhasil mendapatkan fee sebesar Rp 4 juta. Hasil dari menyediakan informasi tentang properti yang dijual. Dari sanalah Ari langsung tertarik. Proses belajar pun dia lakukan. Mulanya, Ari belajar bisnis ini dengan hanya ‘mendengar’. Artinya, dia mendengar bagaimana para seniornya melakukan proses menawarkan barang, menjelaskan spesifikasinya, negosiasi hingga proses sampai deal.

Setelah lama menjadi ‘pendengar’, ia pun mempraktikkan sendiri. Dan ternyata Ari menilai seorang yang akan menekuni bisnis makelar wajib tahu dan menguasai ilmunya. Arti ilmu di sini ialah tentang produk yang diperjualbelikan. Saat ini, Ari fokus menjadi makelar jual beli motor. Alasannya, dijalur inilah Ari paham ilmunya. Bahkan sampai cara ‘mengakali’ bila ada barang yang cacat. Hanya saja cara-cara ‘mengakali’ selama ini banyak dipraktikkan oleh para makelar yang bertindak culas. Artinya, bagi mereka yang hanya
ingin meraup keuntungan lebih.

Berbicara soal persaingan, Ari mengaku semakin ketat. Jika tidak memiliki strategi yang jitu bisa kehilangan pasar dan akhirnya mundur dari peta kompetisi bisnis jasa ini. Karenanya, Ari memilih optimalisasi pelayanan, jujur dan terbuka sebagai strateginya. “Ini kunci dalam bisnis ini,” ucapnya. Bukan hanya itu, untuk memperluas jaringannya, Ari juga bekerjasama dengan dealer-dealer. Kerja sama tersebut jelas akan menguatkan peta bisnis. Persaingan, lanjut Ari justru menjadi tantangan. Meski tantangan makin berat, namun peluang bisnis ini tergolong masih tinggi. Sementara dari sisi kendala, Ari mengaku hampir tidak ada.

Sementara soal fee, Ari mengaku tak mematok atau mentargetnya. Artinya, sedikit keuntungan yang diperoleh pun tak menjadi masalah. Sebab, apa yang dilakukannya selain bisnis sambilan juga sebagai amal. “Bagi saya, menolong orang lain dalam menjual atau mendapatkan barang yang sesuai mereka harapkan adalah bagian dari ibadah,” ucapnya lirih. “Yang pasti win win solution. Samasama menguntungkan,” imbuh Ari sambil tersenyum.

Lagian Ari menilai bisnis makelar yang dilakukan bukan untuk kepentingan sesaat. Namun menjadi investasi bisnis jangka panjang. Mengingat ada obsesi mendirikan showroom motor. Walau sampai saat ini Ari masih
menjadikan bisnis ini sebagai freelance.

Bagaimana dengan penghasilan yang diperoleh? Yang pasti, tiap bulannya, Ari mampu menge-deal kan rata-rata 3 transaksi. “Biasanya jumlah transaksi akan melonjak pada bulan-bulan tertentu. Misal, lebaran
atau tahun baru,” pungkasnya.

(oleh Herbayu) Dari majalah Pengusaha Muslim Edisi Perdana









No comments:

Post a Comment