Berilmu Sebelum Beramal

Berilmu Sebelum Beramal 

Sebuah tulisan dalam rubrik oase di sebuah majalah pengusaha yang berkaliber nasional ini sangat menarik untuk diketengahkan dalam sebuah permulaan. Yaitu tentang perlunya kita mengetahui ilmunya dulu sebelum melakukan sesuatu. secara manusiawi tentunya ini sangat masuk akal. Dengan mengetahui ilmu tentang sesuatu yang kita minati maka kita akan bisa melakukan alias mengaplikasikan dengan baik dalam pelaksanaan. Berikut ini tulisan tersebut.

***

Ulama hadits terkemuka, yakni Al Bukhari berkata, “Al ‘Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)”

Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala: “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19).

Dalam ayat ini, Allah memulai dengan ‘ilmuilah’ lalu mengatakan ‘mohonlah ampun’. Ilmuilah yang dimaksudkan adalah perintah untuk berilmu terlebih dahulu, sedangkan ‘mohonlah ampun’ adalah amalan. Ini
pertanda bahwa ilmu hendaklah lebih dahulu sebelum amal perbuatan. Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berdalil dengan ayat ini untuk menunjukkan keutamaan ilmu.

Keutamaan Luar Biasa Ilmu Syar’i
Setelah kita mengetahui hal di atas, hendaklah setiap orang lebih memusatkan perhatiannya untuk berilmu terlebih dahulu daripada beramal. Semoga dengan mengetahui faedah atau keutamaan ilmu syar’i berikut akan membuat kita lebih termotivasi dalam hal ini.

Pertama, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di akhirat dan di dunia. Allah Ta’ala berfirman:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah: 11)

Kedua, seorang yang berilmu adalah cahaya yang banyak dimanfaatkan manusia untuk urusan agama dan  dunia meraka. Dalilnya, satu hadits yang sangat terkenal bagi kita, kisah seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 99 nyawa. Kemudian dia ingin bertaubat. Dan dia bertanya ahli ibadah, apakah ada
taubat untuknya. Ahli ibadah menganggap dosanya sangat besar, sehingga tidak ada pintu taubat baginya. Maka dibunuhlah ahli ibadah itu. Genap sudah 100 orang yang dibunuhnya. Dia lalu bertanya kepada  seorang ulama, “Apakah masih ada pintu taubat untukku”. Maka ulama tersebut mengatakan bahwa masih  ada pintu taubat untuknya dan tidak ada satupun yang menghalangi dirinya untuk bertaubat. Lalu, lelaki itu  pun keluar meninggalkan kampung halamannya menuju negeri yang banyak orang shalihnya. Di tengah jalan,  sebelum sampai ke negeri yang dituju, dia dijemput kematian. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, ilmu adalah warisan para nabi. Nabi shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya,  maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak.” (HR Abu Dawud no. 3641 dan Tirmidzi no.  2682. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dha’if Sunan Abi Daud dan Shahih wa Dha’if Sunan Tirmidzi  mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Keempat, orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan. Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:  “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ilmu yang Wajib Dipelajari Lebih Dahulu Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut  untuk diamalkan saat itu. Adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk diamalkan, maka belum wajib  untuk dipelajari. Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai 2 kalimat syahadat, mengenai keimanan adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim. Ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui. Kemudian ilmu mengenai shalat. Hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya,  merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu  tentang muamalah dan seterusnya.

Artikel ini di tulis oleh Muhammad Abduh Tuasikal dan di muat di majalah perdana Pengusaha Muslim

No comments:

Post a Comment