Bisnis Organizer -- Menyatukan Potensi yang Berbeda

Bisnis Organizer -- Menyatukan Potensi yang Berbeda

Pengusaha memang seorang yang luar biasa. Ia punya banyak keahlian yang dimiliki. Namun tetap saja terkadang sebuah usaha selslu saja membutuhkan modal yang berupa uang. Inilah yang terkadang menjadi penghalang ketika memulai usaha. Namun pengusaha tak kan patah arang, ada banyak jalan untuk mendobrak penghalang tersebut. Bagaimana dengan kita? Mari kita belajar dari artikel berikut ini.

***

Bila Anda merasa tak cukup punya uang untuk berbisnis, kenapa tidak mencoba bisnis yang satu ini. Bisnis Organizer. Jangan salah persepsi. Bisnis organizer ini bukan seperti bisnis event organizer kebanyakan. Namun, ini lebih pada bagaimana Anda mempertemukan dua orang atau lebih yang saling membutuhkan. Dalam konteks untuk berbisnis.

Detailnya, Anda sekadar menyumbangkan ide besar bagi para pemilik modal (baca: uang) dengan pihak lain yang memiliki ketrampilan tertentu. Mempertemukan, mengorganisasi mereka dalam kongsi bisnis yang saling menguntungkan. Mengajak pemilik modal untuk memutar uangnya agar tak mandeg. Sekaligus di lain pihak membangun spirit pemilik ketrampilan agar bisa berkembang sekaligus berkekuatan ekonomis.

Dalam bisnis ini, syaratnya Anda harus memiliki kekuatan interpersonal yang tinggi. Sebab, bisnis Anda bertalian erat dengan meyakinkan orang lain. Membangun trust, rasa kepercayaan terhadap orang lain. Ketahuan sedikit Anda berbohong, maka lepaslah sudah rejeki yang Anda kejar. salah-salah Anda pun dicap sebagai penipu.

Bisnis ini juga berarti bertaruh kepercayaan. Tak peduli mereka sudah Anda kenal maupun belum. Sadarlah, kemampuan negosiasi bukan melulu pada matangnya konsep atau ide besar yang Anda ajukan. Namun, juga pada cara ‘menyentuh’ hati mereka untuk mau bertemu dalam satu wadah yang sama. Ini sulit, karena mempertemukan dua pihak atau lebih yang tentu memiliki banyak perbedaan. Bukan hanya soal karakter invidual, namun juga visi misi yang dibangun seandainya telah terjadi kesepakatan dalam berbisnis bersama. Tapi, ingatlah terkadang negosiasi dari hati ke hati malah berhasil.

Dengan catatan Anda membawa ‘sesuatu’ harus proporsional dan tidak mengada-ada. Sekali lagi, mempertemukan dua pihak atau lebih untuk bersatu dalam wadah yang bernama bisnis bukanlah perkara mudah.

Sekali lagi, peran Anda dalam bisnis ini hanyalah sekadar mempertemukan pihak-pihak yang memiliki potensi beda. Untuk bertemu dalam satu rumah bisnis yang saling menguntungkan. Berarti pula, bisnis ini juga bertumpu pada ketrampilan komunikasi Anda. sekaligus disinergikan dengan kekuatan negosiasi yang jangan sampai surut.

Jangan terlalu berfikir soal keuntungan dulu. Namun, berfikirlah bagaimana perjalanan bisnis Anda lancar. Anda mendapatkan kepercayaan dari dua belah pihak itu lebih penting. Sebab, dari sanalah keuntungan Anda bersumber. Dengan kata lain, biarlah keuntungan akan mengikuti Anda seiring dengan kepercayaan yang Anda emban dari clien Anda. Fee atau keuntungan memang penting. Karena bisnis Anda juga tergolong tak mudah. Lalu, soal bagaimana Anda mendapatkan fee dan berapa besarnya, semua terserah Anda. Sebab, Anda yang paham bagaimana memberi ‘nilai’ bagi diri Anda sendiri. Termasuk mengukur berat-ringannya menjalani bisnis ini. Ingat, bisnis ini penuh muatan kepercayaan. Meyakinkan orang lain. Meski, ujungnya keterlibatan Anda hanya sebatas mempertemukan saja. Toh, bila ada satu pihak yang khianat, nama Anda pun akan tercemar.

Salah satu contoh dari jenis bisnis organizer ini ialah bagaimana mempertemukan pemilik modal (baca: uang) dengan pemilik ketrampilan (misalnya: memasak) untuk mendirikan foodcourt. Namun, sebelumnya Anda harus memiliki bekal ilmu dan informasi yang cukup dari ide Anda tersebut. Misal, Anda membuat peta bisnis foodcourt, baik dari aspek pasar, tantangan, studi kelayakan lokasi hingga jenis menu. Seperti yang diketahui foodcourt adalah area di sebuah pusat belanja atau mal —ada juga yang di lahan terbuka, berupa ruangan yang besar dan luas (indoor plaza) yang terdiri dari gerai-gerai. Di sana dijual berbagai jenis makanan dan minuman yang dilengkapi dengan area makan bersama.

Untuk soal konsep, menu masakan, sistem serta yang lain bisa juga Anda serahkan sepenuhnya kepada mereka berdua. Sebab, pada prinsipnya perjalanan bisnis Anda sudah selesai. Artinya, tugas Anda telah selesai dan Anda berhak menikmati hasilnya. Namun, bila akhirnya Anda terlibat atau engaja diajak terlibat dalam kongsi bisnis tersebut, berarti rantai bisnis Anda semakin panjang. Maka, jangan sia-siakan kesempatan itu. Moment emas telah ada dalam genggaman. Bukan hanya soal keuntungan finansial yang semakin besar yang akan Anda dapat, namun juga networking yang kian luas. Tak menutup kemungkinan, Anda akan mendapat celah peluang bisnis yang lain.

Untuk itu, baiknya, Anda jangan hanya puas sebagai organizer. Namun, kreatiflah dengan cara menyumbangkan ide-ide cerdas lain. Bekali dengan pengetahuan yang cukup. Semakin jam terbang Anda semakin tinggi, tak menutup kemungkinan Anda meningkat menjadi konsultan dalam bisnis ini. Misal dalam mendirikan foodcourt ini. Anda juga bisa menyarankan pemilik modal (investor) untuk membangun beberapa gerai berikut fasilitasnya bukan hanya pada satu tempat. Soal harga sewa, sistem dan yang lain biarkan dia konsep sendiri. Atau Anda sarankan investor membuat foodcourt di lahan terbuka layaknya pedagang kaki lima.

Dari sisi fasilitas, Anda mungkin bisa menyarakan untuk dilengkapi dengan sarana olah raga, hiburan atau arena bermain anak. Dengan catatan, anak tetap bisa dalam pengawasan orang tua. Atau yang  lagi in adalah layanan free hot spot. Pendek kata, Anda harus membantu investor menciptakan sebuah sarana dengan fasilitas yang berbeda, unik dan bisa membuat pengunjung merasa betah dan memiliki kerinduan untuk kembali lagi mengunjungi foodcourt yang Anda konsep.

Sementara untuk pemilik ketrampilan memasak, Anda bisa sarankan agar membuat menu yang spesial. Menu spesial, bukan berarti harus dari bahan-bahan berharga mahal. Tawarkan cita rasa yang berbeda dari menu yang sudah dikenal selama ini. Resepnya: amati, tiru, dan modifikasi. Misalnya, jika selama ini kebanyakan bakso diisi dengan telur puyuh, mungkin Anda bisa mengisinya dengan keju atau hati ayam. Rasanya waktu uji coba barangkali terkesan aneh. Namun, jangan khawatir soal makanan, Anda dihadapkan pada berbagai selera pembeli yang berlainan.

Anda mau mencoba? (Ilham)
Dari majalah pengusaha muslim edisi perdana

No comments:

Post a Comment