Pentingnya Merencanakan Keuangan Secara Bijak


Pentingnya Merencanakan Keuangan Secara Bijak

Perencanaan dalam sebuah bisnis merupakan sebuah elemen yang sangat penting untuk di dalami. Terlebih dengan terbatasnya sumberdaya yang ada maka manajemen perencanaan akan sangat berpengaruh terhadap hasil. Salah satu hal yang perlu direncanakan adalah tentang keuangan. Penuturan menarik oleh Sri Khurniatun, MM, RFA dalam majalah pengusaha muslim edisi pertama ini cukup kental dengan manfaat. Banyak yang bisa kita ambil dari dalamnya.


***

Telah banyak orang yang  mengenal profesi perencana keuangan. Tapi sebenarnya masih banyak pula orang yang belum paham cara kerjanya. Apalagi banyak kalangan agen yang menawarkan produk keuangan tertentu, juga menamakan dirinya perencana keuangan. Sah-sah saja. Karena dia memang menjual produknya menggunakan konsep perencana keuangan.


Tetapi menurut pendapat saya  mereka adalah agen atau tenaga penjual. Bukan perencana keuangan. Lalu bagaimana sesungguhnya cara kerja perencana keuangan?

Perencana keuangan diperlukan sebagai penasihat untuk mengatur keuangan pribadi dan keluarga sekaligus membuat plan atau rencana yang matang dalam mencapai tujuan keuangannya. Seperti menyekolahkan anak, persiapan pensiun, membayar utang, membeli kendaraan dan rumah, berinvestasi, dll. Sumber daya uang
yang dimiliki belum tentu cukup untuk memenuhi semua kebutuhan. Makanya perlu perencanaan yang matang. Atau barangkali si klien memiliki uang banyak, namun tidak tahu mau dikemanakan. Nah, peran
perencana keuangan adalah untuk menganalisa kondisi keuangan klien, kemudian memberikan saran
bagaimana agar tujuan keuangannya bisa tercapai. Tidak ubahnya seperti dokter atau psikolog yang mengobati pasien yang mengalami gangguan kesehatan. Jadi, setiap orang pada dasarnya butuh jasa ini. Adalah salah bila menganggap jasa perencana keuangan terbatas untuk orang kaya saja.


Perencana keuangan juga dibutuhkan dalam mengelola keuangan keluarga secara syariah. Dalam suatu keluarga muslim juga diperlukan keseimbangan hidup,  baik dunia maupun di akhirat. Proses merencanakan keuangan keluarga secara syariah dimulai dari niat untuk merencanakan kehidupan yang baik dimasa
depan. Dan berusaha dengan diringi sikap tawakal. Tujuan keuangan keluarga pun bisa dipecah menjadi tujuan keuangan untuk memenuhi kehidupan di dunia. Seperti merencanakan pendidikan anak, rumah,
kendaraan, liburan, dll. Sedangkan tujuan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akhirat, seperti biaya
umroh/haji, zakat/sedekah, berkorban, dll. Tentu, tujuan keuangan ini disesuaikan prioritasnya sesuai dengan prinsip syariah Islam. Misalnya, menikahkan anak adalah prioritas dibanding membelikan rumah untuk mereka. Pendidikan anak lebih diutamakan daripada naik haji, dll.

Hal lain yang membedakan perencanaan keuangan syariah dan konvensional adalah pemilihan produk investasi yang digunakan harus sesuai dengan syariat Islam. Seperti, pada deposito bagi hasil di bank syariah, asuransi syariah, dan reksadana syariah. Aspek transaksi keuangan pun diusahakan tidak melanggar aturan syariat dan menghindari riba (bunga), maysir (judi dan spekulasi), serta gharar (ketidakpastian). Membuat
rencana waris juga tidak boleh melanggar hukum waris Islam. Perbedaan lain adalah adanya cleansing wealth (penyucian harta), berupa zakat, infak, sodakoh, dan wakaf. Jadi, perencanaan keuangan syariah senantiasa diletakkan pada prinsip halal dan barokah sekaligus berorientasi kepentingan dunia dan akhirat.


Hasil akhir dari perencanaan keuangan syariah adalah terpenuhinya kebutuhan primer, pengumpulan aset dan investasi secara Islam —dunia dan akhirat. Profesi perencana keuangan ada 2 macam. Pertama adalah yang
terikat pada lembaga keuangan tertentu seperti bank, asuransi, atau manajer investasi. Dimana dalam memberikan rekomendasi dikaitkan dengan produk yang mereka promosikan. Kedua adalah perencana keuangan independen yang tentunya bisa memberikan saran obyektif karena tidak terikat pada kepentingan menjual produk tertentu. Nah, saya sendiri lebih memilih independen agar lebih obyektif dan bisa memberikan rokemendasi yang pas buat klien tanpa ada kepentingan lain.


Lantas, bagaimana tips memilih perencana keuangan? Tentunya selain independen juga harus bisa memberikan rasa nyaman, aman dan kepercayaan yang tinggi terhadap klien. Selain itu, pengetahuan seorang
perencana keuangan juga sangat penting. Tanyakan pendidikan formal atau sertifikasi apa yang dimiliki perencana keuangan. Ini penting agar mampu memberikan solusi tiap klien yang beragam. Meski ’menjual’ jasa ini tidak mudah, tetapi saya yakin akan tetap eksis. Mengikat sejujurnya, banyak keluarga yang
membutuhkan arahan dalam merencanakan keuangannya. Meski masih ada sebagian keluarga yang enggan berkonsultasi soal keuangannya.

Nah, bagi pembaca Majalah Pengusaha Muslim yang ingin curhat masalah keuangan keluarga yang sesuai tuntunan Islam. Atau ingin dibuatkan rencana keuangan untuk menjamin masa depan keluarganya, silakan hubungi saya dinomor telepon 021-92519848. Atau kunjungi www.srikhurniatun.blogspot.com. Email: kurnia_09@yahoo.com.

(Sri Khurniatun, MM, RFA adalah perencana keuangan, Managing Director Kurnia Consulting, dan member IARFC (Asosiasi Perencana Keuangan Internasional yang berpusat di Ohio, Amerika Serikat)








No comments:

Post a Comment