Hanya Bermodal Luar Biasa

Modal selalu menjadi bayang-bayang setiap calon pengusaha. Darimana datangnya dan bagaimana mendapatkan modal bahkan menjadi pemikiran serius sebelum usaha dimulai. namun sebenarnya dibalik semua itu ada sesuatu yang tak kita sadari. Makalah majalah pengusaha muslim edisi perdana ini akan membuka diri kita untuk menyadari bahwa sebenarnya kita telah memiliki modal yang sangat banyak. 

***



Banyak orang mengeluh merasa tidak punya modal untuk mulai berwirausaha. Seandainya saja mereka mau sedikit merenung. Dan sesungguhnyalah, Allah telah memberikan modal yang tak ternilai harganya. Yang paling mendasar, Allah telah memberikan kita modal berupa berbagai indera yang sangat sempurna.

Dengan indera tersebut kita mampu melihat dan membaca peluang, mendengarkan informasi, mencicipi kualitas produk hingga merakit sebuah produk. Belum lagi anugerah-anugerah Allah yang dengan kekufuran kita, tidak tersadari. Tempat tinggal kita yang saat ini kita tempati, entah ngontrak atau sementara masih milik orang tua adalah modal usaha. Motor yang selama ini kita kendarai kemana-mana, juga bisa menjadi modal usaha. Pesawat telepon di rumah, walaupun iuran sementara masih ditanggung orang tua juga termasuk modal usaha. Jadi perasaan ketidakberdayaan tak memiliki modal yang selama ini menggelayuti harus dibuang jauh-jauh.

Seorang muslim terlahir dengan berbagai potensi yang luar biasa. Sadar atau tidak sadar, lahir sebagai seorang muslim adalah modal paling luar biasa bagi seorang manusia. Anugerah surga hanya akan diberikan kepada hamba-Nya yang mati dalam keadaan Islam. Bila saja seorang manusia terlahir bukan muslim, sungguh ia dalam kondisi yang amat berbahaya. Karena bisa saja hingga kematian menjemput ia tetap dalam keadaan kafir sebagaimana ia terlahir dalam keadaan tidak ber-Islam. Allah Maha Agung, yang telah menempatkan kaum muslimin dengan berbagai karunia modal yang sangat luar biasa, bila kita mau mentadaburi ayat-ayat-Nya.

Islam telah mengajarkan kepada pemeluknya, agar senantiasa mau merenung dan berpikir. Ini juga merupakan kunci keterbukaan kita akan berbagai macam modal yang selama ini bagaikan tersembunyi, di
bawah pelupuk mata kita. Al-Quran sebagai tuntunan yang sangat mukjizat, juga merupakan modal yang sangat luar biasa. Di dalamnya berisi berbagai petunjuk dalam menjalani kehidupan. Memang, di dalam Al-Quran tidak ada penjelasan praktis bagaimana mulai berwirausaha, bagaimana mencari modal dan sebagainya. Namun bila kita cermati kandungan Al-Quran, dengan seksama, akan kita temui berbagai strategi dasar dalam berwirausaha. Tentunya bila kita termasuk sebagai orang-orang yang selalu membaca Al-Quran, baik matan maupun maknanya.

Banyak sekali ayat Al-Quran yang diakhiri dengan kalimat tersirat “apakah mereka tidak berpikir” atau “apakah mereka tidak mau merenung”. Yang pada dasarnya adalah agar kita menjadi sosok yang memiliki kemampuan berpikir dan kecerdasan emosional yang mumpuni. Bila hal itu telah tertanam dalam jiwa kita,
sesungguhnya permasalahan modal usaha adalah sesuatu yang sangat mudah pemecahannya. Karena dengan kemampuan berpikir dan kecerdasan emosional yang ada akan membimbing manusia cepat tanggap  terhadap berbagai problematika  kehidupannya. Adalah wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi , yaitu, iqra‘ bismi rabbikal ladzi khalaq, tersirat jelas didalamnya bahwa Islam menganjurkan, lebih tepatnya memerintahkan, manusia untuk mengeksplorasi kemampuan berpikirnya dimulai dengan membaca. Kemampuan intelektual inilah yang kemudian membedakan eksistensi manusia dari makhluk lain, sehingga manusia menjadi makhluk paling unggul bahkan di atas malaikat sekalipun. Dan bukankah itu juga sebuah modal yang sangat luar biasa, yang selama ini tak kita sadari.

Setan sebagai musuh abadi manusia memang selalu menghembuskan kelemahan, menyempitkan pandangan,
meningkatkan kualitas kebodohan dan sikap malas, baik dalam berpikir cerdas maupun dalam beribadah. Setanlah salah satu faktor yang membuat Anda merasa lemah dan tidak memiliki modal. Padahal seorang muslim memiliki berjuta modal, bila ia sadar dan mau memanfaatkan potensi intelektual dan emosionalnya. Allahu akbar!

Saya adalah seorang pengusaha yang sejak dulu tak memiliki “modal”. Namun saya mampu membuat berbagai usaha dengan modal yang ada di sekitar kita. Rumah saya kini penuh dengan berbagai usaha. Ada bimbingan belajar, taman kanak-kanak hingga usaha bakery. Walau saya tidak memiliki likuiditas atau uang
pribadi, namun saya termasuk orang yang tidak takut kekurangan modal. Karena saya melihat banyak orang di sekitar saya yang memiliki uang namun tidak mampu mengembangkan uangnya. Saya hanya takut kepada sikap tidak amanah dalam menjalankan sebuah kerjasama. Memang dibutuhkan kajian yang cukup jeli untuk
menghasilkan sebuah kerjasama yang sukses dan saling menguntungkan. Namun itu bukan inti dari  permasalahan tidak adanya modal. Who wants to follow me?
(Eko Pramono)



No comments:

Post a Comment